Senin, 08 September 2014

kuberi judul "." ~titik~



Dan beku-bekuan rindu ini mulai meleleh
Aku mulai merindukan kamu
Dan jika tafsiranku tidak salah…sorot mata kita saling merindukan

        Sekali lagi, mungkin kata-kata ini terlalu berlebihan. Ditambah kutulis ini dengan bayanganmu yang enggan pergi.  
Rasanya, sepenggal bagian disudut dihati ini ada yang hilang. Ada sesuatu yang hilang dari diriku, ada banyak kebiasaan-kebiasaanku yang mulai jarang aku lakukan, ada satu keinginan yang kecil yang tumbuh setiap hari dalam diri ini…
          Mungkin ini saatnya bagiku untuk pergi. Berhenti berharap. Dulu, aku mungkin begitu terlena dengan segala sesuatu yang kau ciptakan, segala hal yang mampu mengundang tawaku. Segala hal yang bahkan sangat kecil, yang juga mengundang rindu dalam diriku. Namun, itu dulu. Sebelum pada akhirnya aku sadar, rasa kita tak pernah sama…
          Mungkin dahulu kau hanya bercanda. Mungkin kau memang suka berkawan banyak. Mungkin kau memang baik, lucu, perhatian, dan suka dengan aku dan juga dengan semua kawanmu. Aku amat bodoh jika berfikir kau hanya begitu padaku.
          Dulu, seharusnya kau memperingatkanku agar tak begitu ingin tahu ruang ruang dihatimu terlalu jauh, bukannya malah membiarkanku begitu saja. Kau bahkan tak membuka hatimu, hanya membiarkanku, dan selalu membiarkanku, tapi mengapa aku tetap menunggu sambutmu diluar ruang-ruang hatimu yang tertutup rapat? Kau membiarkanku, namun kau juga menyenangkan aku, memperdulikanku. Mungkin, hatimu memang tiada pernah kaubuka, tapi taukah kau? Kau selalu mengundang aku masuk dalam kesenanganmu dan mungkin kedalam hati yang kau tutp itu, namun dalam bentuk ajakan yang tersembunyi. Bagaimana aku tahu hatimu terkunci atau tidak,jika kau saja tak pernah membukanya??
          Jika sudah begini, siapakah yang terlalu bodoh untuk menyadari? Aku yang masih menunggu diluar ruang hatimu, dan menanti ajakan masuk darimu?  ataukah kamu, yang tak menyadari hadirnya aku diluar hatimu, hingga aku tak pernah diijinkan masuk? Atau mungkin kau sudah mengajakku dalam bentuk lain yang tersembunyi, hingga aku tak mengetahuinya dan aku tak tahu jika kau juga menungguku??
Namun, yang terakhir amat meragukanku. Sulit untukku mengetahui isi didalam ruang hatimu. Hatimu terlalu luas, banyak orang yang kau izinkan singgah didalamnya, aku tak bisa menyimpulkan satu-satu. Harusnya kamu yang memberiku kesimpulan.
          Dulu kau lucu. Suka iseng pada setiap gerak gerik ku. Membuat aku kehabisan tempat untuk menyembunyikan tawaku, senyumanku. Tapi, keisenganmu dulu adalah awal dari segalanya. Awal dari segala bentuk perasaan yang saat ini pasang surut.
            Mungkin, disinilah akhir segalanya. Disaat aku kehabisan akal untuk menyembunyikan perasaan rasa ragu menantimu. Disaat aku tahu satu hal yang simpang siur dari mulut sahabatmu, satu hal yang menyimpulkan perasaanmu. Tapi tetap saja aku tak terlalu percaya. Bukannya aku tak ingin kau juga merasakan hal sama, cinta, namun aku hanya mencoba tak lagi menambah harapan-harapan yang kecil sekali kemungkinannya bisa terwujud.
          Dan, mungkin ini juga akhir segalanya.Namun yakinlah, ini baru permulaan, kisah kita yang sebenarnya belum Tuhan izinkan bermain. Kita harus menunggu. Saat kau sepertinya sudah menemukan sesosok yang lain. Semoga kau bahagia, kau temukan lagi cara tertawa yang renyah dan sampai jumpa di lain kisah,kisah bahagia kita.
 Yaa,suatu saat nanti aku dan kamu akan jadi pemainnya, dan dunia akan menjadi latar kita, biarkan saja para manusia lainnya menonton kita, melihat bagaimana kisah cinta kita menangis dan bahagia, tersenyum melihat jalan cerita cinta bahagia kita yang mengombak, penuh kurva, banyak warna.
 Sampai jumpa dalam masa indah kisah kita, suatu saat nanti…Aku dan kamu.