Mengusap usap embun hujan dari balik kaca
Sore ini sore hujan
Rinai gemuruh nya riuh ditelinga
Bising yang menentramkan, batinku
Dapatkah kau lihat, bagaimana awan menjadi hujan?
Menguap, mengkristal, lalu turun membawa air berkubik kubik
Atau hanya gerimis yang menyela ditengah-tengah teduh
Bukankah Tuhan Maha Kuasa?
Dibalik kaca ini, si gadis kecil tengah mengharap pada hujan
Agar dibawanya segala air mata
Agar tak lagi ada alasan untuknya menangis
Agar semua kembali baik baik saja
Seperti saat rasa itu tidak ada
Aku bersenandung lirih, pada rinai yang menetramkan ini:
“ Jikalau nanti kau bawa lagi terang mentari,
Maka bawalah juga sedikit padaku…
Untuk menerangi perasaan ini, yang barangkali tiada terlihat
olehnya
Agar dia tahu, Aku sudah cukup begini saja
Mencintainya dengan
amat sederhana
Dengan kata yang tiada dapat terungkap
Dengan amat sangat sederhana,
Seperti kau membawa kedamaian nan berirama
Rinai-rinai hujan…”