Sabtu, 05 Oktober 2013

Rinai-rinai Hujan

Terduduk aku dalam sudut ruang yang meyiku
Mengusap usap embun hujan dari balik kaca
Sore ini sore hujan
Rinai gemuruh nya riuh ditelinga
Bising yang menentramkan, batinku

Dapatkah kau lihat, bagaimana awan menjadi hujan?
Menguap, mengkristal, lalu turun membawa air berkubik kubik
Atau hanya gerimis yang menyela ditengah-tengah  teduh
Bukankah Tuhan Maha Kuasa?

Dibalik kaca ini, si gadis kecil tengah mengharap pada hujan
Agar dibawanya segala air mata
Agar tak lagi ada alasan untuknya menangis
Agar semua kembali baik baik saja
Seperti saat rasa itu tidak ada

Aku bersenandung  lirih, pada rinai yang menetramkan ini:
“ Jikalau nanti kau bawa lagi terang mentari,
Maka bawalah juga sedikit padaku…
Untuk menerangi perasaan ini, yang barangkali tiada terlihat olehnya
Agar dia tahu, Aku sudah cukup begini saja
Mencintainya  dengan amat sederhana
Dengan kata yang tiada dapat terungkap
Dengan amat sangat sederhana,
Seperti  kau membawa kedamaian nan berirama
Rinai-rinai hujan…”